Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
CIRI-CIRI KARANGAN EKSPOSISI
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi (pengertian)
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
CIRI-CIRI KARANGAN ARGUMENTASI
Karangan argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. Penutup berisi kesimpulan.
Dari luar, kampus UNS Kentingan tampak sunyi di malam hari. Namun di dalamnya, masih ada kehidupan yang berdenyut selama 24 jam.
Jika ada suara manusia bernyanyi, berteriak, berpuisi atau terlihat ada sekelompok anak muda duduk melingkar berdiskusi di malam hari, itu sudah biasa. Namun, mereka adalah minoritas di antara suara ratusan binatang malam. Di antara para mahasiswa UNS, mereka juga minoritas karena kebanyakan mahasiswa lebih suka berdiam diri di kos atau mencari keramaian di tempat lain. Umumnya, mahasiswa yang aktif di berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang mau menghidupkan malam di kampus.
Sudut timur utara kampus yang dipenuhi pepohonan ini memang jauh lebih ramai dari pada sekitarnya. Berbeda dengan titik-titik kampus lainnya, di sana, siapa pun bisa dengan mudah menemukan mahasiswa meskipun malam sudah cukup larut. Di luar itu, paling-paling hanya ada mahasiswa yang memanfaatkan fasilitas hotspot internet.
“Dulu memang masih berada di fakultas masing-masing, sekarang semuanya sudah dipusatkan di Grha UKM,” kataTyas Sri Utami, aktivis yang juga menjabat sebagai ketua Teater Peron UNS .
Tyas dan komunitasnya juga tak sendirian. Ada sejumlah ruang UKM lain yang hidup 24 jam di dalam kampus. Memang tak semua anggota komunitas UKM selalu berada di kampus saat malam hari. Jika tak ada agenda penting, hanya sebagian yang menjaga sekretariat 24 jam.
“Tetap ada yang menjaga dan tidur di dalam, hanya cowok,” lanjut Tyas.
Tradisi yang sudah berusia puluhan tahun tersebut kini sudah mulai terusik. Dalam beberapa tahun terakhir, pengelola universitas berupaya menertibkan keberadaan mereka, khususnya yang beraktivitas malam di dalam kampus. Menurut Tyas, pimpinan UNS sempat mengeluarkan aturan baru di lingkungan UKM yang berisi sejumlah pembatasan termasuk jam malam.
Pemberlakuan aturan tersebut masih terus menjadi kontroversi di kalangan aktivis UKM. Umumnya mereka tidak setuju pembatasan aktivitas malam. “Kami mencoba meminta pengertian pada pihak fakultas bahwa teater itu tidak bisa dibatasi waktunya,” ujar mahasiswi yang hampir lulus ini.
Bagi komunitas teater kampus, ketidaksetujuan tersebut memang beralasan. Bukan hanya beraktivitas di malam hari, mereka juga harus berlama-lama di kampus untuk karantina saat menjelang pentas. “Proses seperti ini bisa sampai pukul 04.00 WIB atau 05.00 WIB, bagaimana bisa dibatasi?”
Tak seramai dulu
Di bagian barat Solo, kondisinya tak jauh berbeda. Di balik kegelapan malam kampus UMS Pabelan, masih ada ruang-ruang yang terus terjaga sepanjang malam meski tak begitu terlihat. Beberapa fakultas tertentu memang sudah terlihat sepi sejak senja tiba. Namun di beberapa sudut gedung fakultas besar, kehidupan malam biasanya terus berlanjut hingga malam, termasuk di Griya Mahasiswa UMS.
“Masih ada orang setiap malam. Tapi karena ini hari Minggu, jadi tidak banyak orang,” kata M Ilham, aktivis pencinta alam yang telah bertahun-tahun tinggal di kampus.
Pemuda ini masih ingat saat kompleks kegiatan UKM UMS tersebut sedang jaya-jayanya beberapa tahun lalu. Hingga 2006, dia masih bisa merasakan kampus yang benar-benar dinamis. Saat itu, hampir setiap ruang UKM dipenuhi mahasiswa dengan kesibukan masing-masing. Masih sering terdengar pula digelar diskusi-diskusi di pendapa yang menjadi ruang publik. Di sudut-sudut lain kampus, kompleks kegiatan mahasiswa di beberapa fakultas juga terus menunjukkan denyut nadinya hampir setiap malam.
Karena itu, saat muncul aturan tentang pembatasan aktivitas malam beberapa tahun lalu, sejumlah kelompok mahasiswa sempat menolaknya. Namun, penolakan itu tak berarti apa-apa saat pihak kampus dengan paksa menghentikan aktivitas malam di ruang-ruang UKM.
“Itu dulu, sekarang sudah tidak seketat itu. Jadi masih ada keramaian meskipun tidak seramai yang dulu-dulu,” lanjutnya.
Kini, kehidupan malam di kampus lebih banyak diwarnai oleh anak-anak muda yang memanfaatkan fasilitas hotspot gratis. Mereka menjinjing laptop dan duduk di emperan gedung atau kursi taman. Ada yang sendirian, ada pula yang berpasangan. Sebagian mereka bertahan hingga larut malam bahkan terkadang tidur di kampus bagi yang punya basecamp di sana.
“Yang meramaikan kampus sekarang ya mereka yang hotspotan (pemakai hotspot-red). Di tempat lain kini semakin sepi,” ujar Bani, mahasiswa FKIP tingkat akhir yang terkadang ikut memanfaatkan fasilitas itu.
Mmenurut Wakil Rektor III UMS, Absori, pihak universitas sejak lama melarang aktivitas mahasiswa sepanjang malam. Waktu maksimal yang diperbolehkan di kampus hanya sampai pukul 22.00 WIB.
“Jam malam sebenarnya sudah ada dari dulu. Lebih dari pukul 22.00 WIB, semuanya harus meninggalkan kampus. Tapi kalau ada kegiatan, harus ada izin terlebih dulu,” ungkap Absori.
Absori mengakui masih ada mahasiswa yang masih sering tidur di kampus. Menurutnya, seharusnya tetap ada sanksi bila terjadi masalah di kemudian hari. Pembatasan jam malam di kampus sudah berlangsung lama berdasarkan surat keputusan Rektor.
Absori mengakui tidak ada sanksi akademik terkait aktivitas di dalam kampus lebih dari pukul 22.00 WIB. Hal inilah yang menurutnya membuat aturan ini sering disepelekan. “Memang tidak ada sanksi. Tapi kalau terbukti ada yang melakukan tindak asusila atau kriminal, baru ada sanksi akademik.” - Oleh : Adib Muttaqin Asfar
Cinta tak ubahnya sebuah pohon yang selalu berhadapan dgn musim. Mulai musim semi hingga musim gugur. Ada saja serangkaian peristiwa di dalamnya. Suka duka tak dapat dielakkan. Cinta juga tak ubahnya seperti sebuah barang, butuh perawatan. Lalu, perawatan apa aja yang perlu kita perhatikan agar cinta kita tak terkikis oleh musim gugur? Susah-susah gampang, teorinya mudah n semua orang pasti mengetahuinya tp sulitnya minta ampun kalau udah berhadapan dengan musim itu. Hmmm, pinter2 aja nyirami biar cinta tak kekurangan air n nutrisi (sebelum meranggas dimakan musim n usia),.... hahahhhaaaaaaaaaaa lebay. coba qt simak beberapa mutiara cinta yg mungkin akan memberikan qt sedikit pengertian all about cinta.
Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan. Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.
Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.
Cinta adalah keabadian ... dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki. Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.
Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.
Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
ternyata begitu suci n abstraknya cinta, so butuh perawatan yg bisa dibilang abstrak jg. dalam brcinta, bahan apa aj saja sih yg mutlak qt butuhkan:
visi n misi
keyakinan untuk saling bersama
kepercayaan
keterbukaan
keterikatan rasa saling memiliki
kasih sayang n rasa cinta itu sendiri
perawatan n harmonisasi
hahhaha, apa lg y.... bingung ndiri, hehhehe. biarkan saja cinta yg berbicara, qt ckup jd aktor aj (Romeo n Juliet) cie cieeeeee.....
Pusing?? banyak masalah?? waduw, kadang bisa ninggalin strezz n depresi (lebay, hahhaa)... ga usah khawatir, pusing bisa aja jd sajian lezat tiap hari, woww... (emang nikmat terasa). Trus gimana caranya biar pusing bisa jd sajian lezat? Bukan hal yang mustahil, tinggal pinter2 aj qt mengelola n mengatur segala hal yang bikin qt pusing jd enjoy abiezz, caranya:
nawaitu bismillah
bikin prioritas, artinya kadang qt dipusingkan dgn pilihan. biar g pusing, tentukan prioritas dgn berbagai skala n sudut pandang, ambil yang kiranya menurut kamu paling penting.
jangan pernah berlari, apapun yg ada di hadapanmu anggap saja sebagai sebuah sajian yang enek dilahap, nikmati n jalani dg ikhlas n sepenuh hati
jangan mengeluh,
positif thinking, yakin kita bisa
tanamkan pengertian kita tak pernah sendiri
laksanakan
sesekali refresh bila diperlukan n jangan sesekali ada niat melalaikan
pasang senyum
jgn lupa ucap hamdallah
selamat mencoba, yg penting nawaitu bismillah, berdoa n berusaha, masalah hasil qt serahkan pd yg Kuasa... jgn lupa ucap hamdallah... okey.... we can... without pusing qt bisa....
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Henry Guntur Tarigan, 1983:3). Dengan demikian menulis merupakan kemampuan berbahasa yang menuntut seseorang dapat menghasilkan sesuatu sebagai ungkapan buah pikirannya secara tertulis. Sementara itu, Hook (dalam Mukhsin Ahmadi, 1990:24-25) mengemukakan The National of Council of Teacher’s English (NCTE) mengenai komposisi bahwa “tulisan merupakan suatu medium yang penting bagi ekspresi diri, untuk ekspresi bahasa, dan untuk menemukan makna”.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Suyitno dan Purwadi, 2000:1).
Pada dasarnya kegiatan menulis tidak hanya menggambarkan bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang tetapi juga merupakan kegiatan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bentuk tulisan atau bahasa tulis. Penyampaian bahasa tulis kepada pembaca harus dapat menimbulkan pemahaman yang sama dengan apa yang dimaksudkan penulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan hal yang mudah dan tidak perlu dipahami.
Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat ekspresif, produktif, dan kreatif sehingga mensyaratkan sesuatu yang lebih kompleks daripada membaca (Yant Mujianto, dkk., 2000:64).
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan M. Yunus dalam St.Y. Slamet, 2007: 96). Sementara itu,Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1999: 2) mengemukakan bahwa kegiatan menulis ialah suatu proses, yaitu proses penulisan.
Sebagai suatu proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap), yaitu fase pramenulis(persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan) yang memerlukan banyak latihan (St.Y. Slamet, 2007: 97). Sejalan dengan itu, Sri Hastuti (dalam St.Y. Slamet, 2007: 98) mengungkapkan bahwa:
Menulis, di samping sebagai proses, menulis juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan; (2) penggunaan kalimat yang jelas; (3) paragraf disusun dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan (5) penguasaan kosakata yang memadai.
Tyas Sri Utami. K1207036. PENGGUNAAN METODE METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Slogohimo dengan metode peta pikiran (mind mapping).
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi penelitian deskriptif kualitatif. Variabel yang menjadi sasaran peningkatan kualitas proses dan hasil dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis argumentasi, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peta pikiran (mind mapping). Objek penelitian ini adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Slogohimo yang berjumlah 33 siswa. Rekan kolaborator dalam penelitian ini adalah Bapak Sumanto, M.Pd selaku guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 1 Slogohimo. Sumber data yang digunakan, yaitu: (1) tempat dan peristiwa, yakni seluruh kegiatan pembelajaran menulis argumentasi yang berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan metode mind mapping; (2) informan, yaitu siswa kelas X.1 dan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia SMA Negeri 1 Slogohimo; dan (3) dokumen, yaitu berupa materi menulis argumentasi, hasil tes menulis siswa, hasil wawancara, rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dan guru, kurikulum yang diterapkan oleh sekolah dan daftar nilai siswa.
Sering kali kita mendengar istilah wacana dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi pertanyaan, apakah sebenarnya wacana itu? Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Dalam wacana kita mengenal beberapa istilah, antara lain:
1.Kohesi dan Koherensi
Kohesi dan koherensi adalah dua unsur yang menyebabkan sekelompok kalimat membentuk kesatuan makna. Kohesi merujuk pada keterkaitan antarproposisi yang secara eksplisit diungkapkan oleh kalimat-kalimat yang digunakan. Contoh:
Reduplikasi merupakan salah satu wujud proses morfologis. Reduplikasi sebagai proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhun, sebagian (parsial), maupun dengan perubahan fonem (Chaer,1994: 182). Oleh karena itu, lazim dibedakan akan adanya reduplikasi penuh, seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi sebagian seperti lelaki (dari kata dasar laki), dan reduplikasi dengan perubahan bunyi, seperti bolak-balik (dari kata dasar balik).
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi empat periode:
Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai politk. Kelemahan demokrasi parlementer adalah memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya persatuan bangsa yang digalang selama perjuangan melawan penjajah menjadi kenor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif untuk mengisi kemerdekaan.
Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin yang telah menyimpang dari demokrasi konstiusional. Masa ini, ditandai dengan dominasi prsiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan mulai menguatnya peran ABRI sebagai kekutan social politik.
Periode 1965-1988, masa demokrasi Pancasila Orde Baru, merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensiil. Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa dmokrasi terpimpin. Nemun, dsalam perkembangannya peran presiden semakin dominan sehingga melahirkan pemerintahan otoriter dan tumbuhnya budaya KKN.
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dapat dijamin. Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan negara, oleh karena kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Demokrasi merupakan proses pendemokrasian segenap rakyat ntuk turut serta dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Atau turut serta dalam berbagai bidang kegiatan (masyarakat/negara) baik langsung maupun tidak langsung, dengan mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi warga negara. Sebagai sebuah kondisi ideal, demokrasi tentu dicita-citakan oleh banyak kalangan.
Demokrasi tidak akan efektif dan lestari tanpa jiwa, budaya atau ideologi yang mewarnai pengorganisasian berbagai elemen polotik seperti partai politik, lembaga pemerintahan, maupun organisasi pemerintahan. Kelestarian demokrasi memerlukan partisipasi rakyat yang bersepakat mengenai makna dan paham bekerja dan kegunaan demokrasi bagi kehidupan mereka.
Keberhasilan belajar bahasa dipengaruhi oleh faktor eksternal (guru, lingkungan, teman, keluarga, orang tua, masyarakat, dan lain-lain) dan faktor internal (motivasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan, dan lain-lain).Berdasarkan faktor eksternal, ada tiga prinsip belajar bahasa, yaitu : (a) memberikan situasi dan materi belajar sesuai respon yang diharapkan siswa, (b) ada pengulangan belajar agar sempurna dan tahan lam, (c) ada penguatan respon belajar siswa.
Berdasarkan faktor internal, belajar bahasa dapat dibantu dengan berbagai media visual, audio, atau audio visual.
Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia juga dibutuhkan suatu strategi mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai.
ANALISIS INTERTEKSTUAL PUISI KARYA WS RENDRA DAN WOWOK HESTI P
Oleh Tyas Sri Utami
Secara intertekstual, “Sajak Burung-burung Kondor” WS Rendra menunjukkan adanya persamaan dan pertalian dengan sajak “Kita Luka” Wowok Hesti P. Ada gagasan dan ungkapan WS Rendra yang dapat dirunut kembali dalam sajak Wowok Hesti P tersebut. Begitu juga
ide-idenya meskipun dalam pengelolaannya ada perbedaan yang menyebabkan tiap-tiap sajak tersebut menunjukkan kepribadian masing-masing dalam menghadapi segala macam bentuk permasalahan yang dihadapi pada zamannya.
Puisi karya WS Rendra menceritakan tentang penderitaan rakyat Indonesia. Penderitaan para petani buruh yang dijajah kemakmurannya oleh pengusaha Eropa yaitu pengusaha cerutu. Para petani hidup menderita walaupun mereka memanen dan menghasilkan hasil yang panenan yang melimpah tetapi mereka tidak dapat menikmati hasil panenan tersebut karena hasil itu hanya digunakan untuk memperkaya pihak penguasa yang telah menjajah kesejahteraan mereka.
Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.
Contoh :
• bhila (baca : bhileh e schwa) sama dengan bila = kapan
• oreng = orang
• tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
• dhimma (baca : dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
• tanya = sama dengan tanya
• cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
• onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
• Kamma (baca : kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?
Sistem pengucapan
Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinya mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi.
Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada huruf b, d, j, g, jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah.
Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal huruf a schwa selain a kuat. Sistem vokal lainnya dalam Bahasa Madura adalah i, u, e dan o.
Pendidikan yang beragam berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar performansi yang telah ditetapkan. “Competency Based Education is geared toward preparing individuals to perform identified competency” (Schrag, 1987, h 22)
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu:
1.Pemilihan kompetensi yang sesuai.
2.Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.
3.Pengembangan sistem pengajaran.
4.Penilaian.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu:
1.Berpusat pada peserta didik
2.Mengembangkan kreatifitas peserta didik
3.Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang
4.Bermuatan, nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika
5.Menyediakan pengalaman belajar (Puskur, 2004:13)
Adapun langkah-langkah pengembangan pembelajaran dikemukakan oleh StanleyElam (1971) dalam Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut:
Langkah ke-1
Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar.
Pada awal abad dua puluh, John Dewey mendengungkan filsafat progresivisme, yang kemudian melahirkan filosofi belajar konstruktivisme dengan mengajukan teori kurikulum dan metode pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman dan minat siswa. Di antara pokok-pokok pandangan progresivisme antara lain:
Berkesenian; berkecimpung di dunia seni tak pernah terlintas dalam anganku sebelumnya. Hmmm, ternyata menyenangkan, penuh suka cita, haru biru bertabur rasa. Ya, inilah dunia baruku, baru aku mengenalnya setelah aku masuk kuliah. Berteater, membuatku bisa beradaptasi dengan berbagai karakter dan keadaan. Baanyak hal yg kuperoleh, g cuma teman, keluarga baru, tapi juga pengalaman hidup yang ckup ih wauuuuuuu.... complicated dah...
mau tau kegiatan saat ngeksis sok2 nyeni? hm, ni die...
ni foto narsis pasca ngeksis d hadapan adik2 maru UNS